Proses pembuatan bihun diawali dengan pemilihan bahan baku berupa beras, dilanjutkan dengan penggilingan menjadi tepung kemudian dimasak dan melalui proses ekstrusi dicetak menjadi benangbenang, lalu dikeringkan dan dijual dalam berbagai kemasan.
Bila Anda menginginkan cetakan yang lebih lebar dan tebal dengan bahan baku dan proses yang sama bisa raja dilakukan, namun yang dihasilkan bukan bihun lagi melainkan kwetiaw.
Untuk membuat bihun, beras yang dibutuhkan adalah jenis beras pera atau Indika, dengan butiran lonjong panjang. Beras jenis ini umumnya kurang disukai orang Indonesia sebab nasinya keras dan kurang lengket. Dengan bahan baku beras pera, bihun yang dihasilkan tidak lengket bila dimasak, kerja mesin penggiling dan pencetak bihun jadi lebih mudah, serta pengontrolan tiap proses pengolahannyapun juga mudah. Penggunaan beras pulen akan menghasilkan bihun yang lembek dan lengket. Perlu diketahui, pera tidaknya suatu jenis beras ditentukan oleh kadar amilosa dan amilopektin. Keduanya adalah molekul polisakarida, polimer dari glukosa yang membentuk pati beras.
Beras pera memiliki kadar amilosa yang tinggi (25%-33%) atau beramilopektin rendah sehingga bila dimasak akan mengembang volumenya, tidak mudah pecah, nasinya kering, kurang empuk dan akan mengeras bila dingin. Pati dengan amilosa tinggi lebih balk dalam pembuatan bihun karena lebih stabil dan tidak mudah putus selama pemasakan.
Selain kandungan amilosa pada beras, faktor lain yang juga mempengaruhi kualitas bihun adalah suhu gelatinisasi dan konsistensi gel pati. Beras yang mempunyai suhu gelatinisasi tinggi apabila dimasak akan membutuhkan air yang lebih banyak dan waktu lebih lama dibandingkan dengan beras bersuhu gelatinisasi rendah.
Buat Review dan Rating Artikel Bihun