Siapa yang tidak kenal jerohan? Rasanya hampir semua orang tahu dan mengenal jerohan dengan baik. Jerohan memang banyak macamnya tapi yang biasa dikonsumsi berupa: usus, hati, babat, lidah, jantung, dan otak.
Namun sayang, jerohan seringkali dianggap sebagai biang kerok timbulnya berbagai penyakit berbahaya seperti: jantung koroner, stroke, dan asam urat. Sehingga sering kali jerohan ini dihindari dan ditabukan. Tapi sebagian orang tetap tidak peduli, terbukti masih banyak pe-ngunjung yang memadati restoran, rumah makan, kafe ataupun warung de-ngan berbagai jenis makanan lezat berbahan jerohan, seperti gulai otak, pare goreng, sate Padang, soto Makassar, ataupun soto Betawi.
Lalu benarkah jerohan boleh dinikmati? Ataukah harus dihindari? Sejauh mana bahayanya dan adakah manfaatnya?
KONSUMSI JEROHAN DI BERBAGAI NEGARA
Di beberapa negara maju seperti Amerika, jerohan tidak biasa dikonsumsi manusia. Jerohan umumnya dibuang atau dipakai untuk pakan ternak (makanan binatang perliharaan / pet) karena dianggap terlalu beresiko bila dikonsumsi manusia. Jerohan dianggap sebagai tempat nyaman bagi berbagai agen penyakit yang membahayakan manusia. Sebaliknya didi beberapa negara lain, justru jerohan menjadi santapan spesial.
Jerohan ternyata tidak hanya digandrungi dan dikonsumsi di Indonesia saja. Di negara Brazil, Philiphina, Pakistan, Lebanon, India, atau negara-negara Timur Tengah, jerohan seringkali dijumpai tidak saja dalam hidangan rumahan tetapi dihidangkan pula di restoran-restoran.
Di Jepang, jerohan biasanya diolah sebagai campuran yakitori yaitu sate khas Jepang berbahan dasar daging ayam atau daging sapi diselang-seling dengan kulit, hati, jantung, atau ampela ayam yang dibakar dan dihidangkan bersama sake. Di Brazil, ada menu bernama churrasco yaitu jantung ayam panggang dan Feijoada, rebusan kacang merah atau hitam dicampur dengan daging dan jerohan sapi. Begitu pula di Libanon, jerohan sangat populer dibuat nikhaat (otak kambing berbumbu) sebagai isi roti.
JENIS JEROHAN
- HATI
Hati merupakan organ utama tubuh bagian dalam dari hewan. Substansi yang beracun lebih banyak ditemui pada hati dibandingkan bagian tubuh lainnya. Hati ayam dan hati sapi berwarna merah agak kecokelatan, lembut dan mudah hancur tetapi bila dipanaskan (proses pengolahan) akan mengeras.
- JANTUNG
Jantung merupakan organ tubuh bagian dalam yang memiliki serabut, berukuran relatif kecil, lembut dan berwarna merah kecokelatan. Jantung sapi, kambing atau ayam yang banyak disukai.
- GINJAL
Ginjal hewan berwarna merah tua. Ginjal kambing memiliki 1 cuping, sedangkan ginjal sapi dan lembu memiliki beberapa cuping. Ginjal hewan yang masih muda sangat lembut bila disentuh dan memiliki aroma yang khas, sedangkan ginjal hewan yang tua lebih keras ketika disentuh, terasa pahit, dan memiliki bau amis menyengat.
- BABAT
Babat merupakan bagian perut hewan ruminansia, seperti sapi. Babat masih segar berwarna putih kelabu atau
krem kehijauan. Namun di pasaran ada babat yang berwarna putih bersih. Warna itu didapat melalui proses bleaching (diputihkan) terlebih dahulu yang umumnya menggunakan bahan kimia, bila tidak hati-hati akan menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan.
- LIDAH
Merupakan organ muskular yang berwarna merah jambu atau abu-abu. Lidah diselimuti oleh membran muskus yang tebal dan bertekstur kasar. Sebelum diolah, membran ini terlebih dahulu dihilangkan dengan cara mengulitinya. Lidah sapi jauh lebih besar dan tebal di-banding hewan lainnya, beratnya ± 2-3 kg.
- USUS
Usus yaitu organ bagian dalam hewan yang merupakan sistem pencemaan, bermula dari lambung hingga anus. Usus terdiri dari dua bagian: usus kecil dan usus besar. Usus sapi berwarna merah kecokelatan, sedangkan usus ayam warnanya kuning kecokelatan.
Berbeda dengan jenis jerohan lainnya, usus mudah rusak dan terkontaminasi oleh penyakit lainnya. Bila tidak segera ditangani (dibersihkan dari sisa kotoran) selama lebih dari 4 jam setelah disembelih, usus terse-but sudah tidak layak untuk dikonsumsi.
- OTAK
Otak merupakan jenis jerohan yang paling digemari. Otak memiliki tekstur lembut dan berwarna putih keabu-abuan. Umumnya otak sapi dan kambing-lah yang banyak diolah.
KANDUNGAN GIZI
Secara umum jerohan banyak mengandung zat gizi, diantaranya karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Jerohan juga mengandung kolesterol tinggi.
Vitamin utama yang ada dalam jerohan yaitu vitamin B khususnya vitamin B1 B12 , asam folat. Selain itu juga mengandung vitamin A terutama pada hati. Sedangkan mineral yang terdapat dalam jerohan diantaranya zat besi, potasium, magnesium, fosfor, zinc dan lain sebagainya.
SEGI POSITIF DARI JEROHAN
Meskipun banyak mengandung kolesterol, namun jerohan juga mempunyai manfaat bagi kesehatan diantaranya :
Mencegah dan Mengatasi Anemia
Anemia atau lebih dikenal dengan sebutan penyakit kurang darah, merupakan penyakit yang diakibatkan kekurangan asam folat dan zat besi.
Asam folat merupakan bahan essensial untuk sintesis DNA dan RNA yang penting untuk metabolisme inti sel termasuk sel darah merah. Sedangkan zat besi merupakan unsur yang penting dalam pembentukan sel darah merah. Bila terjadi gangguan dalam pembentukan sel darah merah, maka kadar hemoglobin (Hb) dalam darah menjadi tidak normal. Kondisi ini membuat fungsi Hb sebagai pembawa oksigen ke seluruh tubuh terganggu. Akibatnya tubuh terasa lemah, letih, lesu, dan muka pucat. Asam folat dan zat besi banyak terdapat pada hati.
Menyehatkan Otak
Jerohan terutama hati, jantung, dan ginjal banyak mengandung vitamin B yang berguna bagi kesehatan otak. Semua jenis vitamin B merupakan zat gizi yang penting bagi kesiapan kerja sistem sel-sel syaraf manusia. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan gangguan pada selaput syaraf, hilangnya sejumlah memori serta bila berlanjut dapat menyebabkan terjadinya dimentia (kepikunan) bahkan gangguan mental yang lebih parah.
Penggunaan glukosa otak sebagai sumber energi untuk disalurkan ke seluruh tubuh juga terhalang. Sedangkan kekurangan thiamin (vitamin B1) akan menyebabkan penurunan kecepatan motorik, kekacauan mental, gangguan pada daya ingat dan fungsi kognitif.
Baik Bagi Ibu Hamil
Ibu hamil termasuk ke dalam kelompok rawan gizi. Kekurangan gizi yang terjadi selama masa kehamilan dapat berdampak cukup besar terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan janin. Asam folat dan zat besi merupakan zat gizi yang berperan. karena biasanya ibu hamil cenderung mengalami defisiensi kedua jenis zat gizi tersebut.
Asam folat sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf dan mencegah terjadinya kecacatan pada bayi seperti kecacatan pada otak dan sumsum tulang belakang. Kebutuhan asam folat akan meningkat sebanyak 150 pg per hari di masa kehamilan. Kekurangan asam folat selama masa kehamilan menyebabkan bayi lahir dengan bibir sumbing, berat badan rendah, down syndrom dan keguguran. Kelainan lain yaitu bayi mengalami gangguan buang air besar dan kecil, tidak dapat berjalan dengan tegak dan emosi anak cenderung tinggi.
Ibu hamil juga seringkali mengalami anemia akibat kekurangan zat besi. Kenaikan volume darah secara pesat pada ibu hamil akan meningkatkan kebutuhan zat besi. Mereka membutuhkan tambahan zat besi sebanyak 20 mg/hari.
Oleh karena itu jerohan tertentu seperti hati dan ginjal mempunyai peran yang penting ketika masa kehamilan, karena mengandung asam folat dan zat besi. Walau bermanfaat hendaknya jerohan ini dikonsumsi dengan jumlah yang tepat karena kolesterolnya cukup tinggi.
Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Zinc dan vitamin A pada sebagian jerohan sangat baik untuk memelihara kesehatan jaringan epitel termasuk endotelium pada pembuluh darah. Kedua zat gizi tersebut membantu mencegah kerusakan pembuluh darah dan dikatakan oleh beberapa ahli bahwa vitamin A dan zinc secara signifikan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.]
Kadar vitamin A yang rendah membuat tubuh rentan terhadap serangan infeksi (virus, bakteri maupun mikroorganisme berbahaya). Selain itu kekurangan vitamin A juga dapat menyebabkan terjadinya penyakit autoimun. Secara sinergis, zinc, dan vitamin A dapat melindungi sel darah putih dari kerusakan akibat serangan radikal bebas.
SEGI NEGATIF DARI JEROHAN
Meskipun Jerohan mempunyai segi positif dan sangat nikmat untuk disantap, tetapi jangan terlena, karena bahaya mengintai Anda. Konsumsi jerohan berlebih dan tidak tepat dapat berakibat buruk.
Kandungan Kolesterol
Beberapa jenis jerohan mengandung kholesterol yang sangat tinggi terutama otak, hati dan usus. Kolesterol merupakan fraksi lemak yang biasa terdapat dalam aliran darah dan seluruh sel dalam tubuh. Kolesterol senantiasa ada dalam tubuh dan mempunyai fungsi yang penting
Kolesterol sangat diperlukan dalam berbagai proses metabolisme tubuh, misalnya sebagai bahan pembentuk din-ding sel, membantu proses pembuatan asam empedu untuk mengemulsi lemak. Dibutuhkan juga untuk membantu pembentukan vitamin D, berperan sebagai bahan pembuat hormon-hormon sex dan kortikosteroid.
Kadar kolesterol yang berlebih dalam darah sangat berbahaya. Kadar kolesterol yang ideal yaitu 200 mg/c11. Tngginya kadar kolesterol melebihi angka normal dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner atau stroke, karena menyebabkan plak pada pembuluh darah arteri sehingga terjadi penyempitan yang disebut atherosklerosis.
Kandungan Purin
Pada umumnya jerohan juga memiliki kandungan purin yang cukup tinggi, sehingga dapat memicu terjadinya penyakit asam urat (gout).
Gout yaitu penyakit yang disebabkan tingginya asam urat dalam darah. Ditandai dengan pembengkakan sendi-sendi lutut dan jari-jari disertai rasa nyeri yang luar biasa. Kondisi tersebut dikarenakan terjadinya penumpukan kristal-kristal garam urat di tempattempat tersebut. Keadaan ini disebabkan banyaknya sisa pembuangan metabolisme purin sedangkan pengeluarannya melalui urine sangat sedikit.
Seseorang yang kadar asam urat dalam darahnya melebihi batas normal (diatas 7 mg/dL) beresiko tinggi menderita penyakit gout, dan harus waspada meskipun keluhan-keluhan yang dirasakan belum berarti. Untuk itu hindari dan batasi konsumsi makanan yang kandungan purinnya tinggi (100-1000 mg/100 gr bahan pangan), terutama jerohan.
BIJAK KONSUMSI JEROHAN
Mengingat begitu banyak manfaat jerohan, sebaiknya jerohan tidak diphobikan tetapi konsumsilah secara bijak agar tidak menimbulkan berbagai keluhan, terutama kemungkinan timbulnya penyakit gout, jantung koroner, stroke atau jenis-jenis penyakit degeneratif lain yang berbahaya. Batasi frekuensi dan jumlahnya.
Seringkali karena kelezatan dan rasa gurih membuat orang terlena. Imbangi dengan mengkonsumsi pangan berserat, seperti sayuran, kacang-kacangan dan buah-buahan.
Perbanyak pula olah raga, karena olah raga yang rutin dapat meningkatkankadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).
Selain itu, saat membeli jerohan pilihlah yang masih segar, sebab jerohan mudah sekali rusak dibandingkan bahan pangan hewani lain. Jerohan yang masih segar memiliki warna yang sama ketika pertama kali dipotong, lembab dengan permukaan tidak berlumpur, beraroma segar dan tidak terendam air. Air mempercepat pembusukan. Hindari jerohan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Hati: mulai berwarna abu-abu
- Jantung: berwarna merah gelap dan berbau asam urik.
- Ginjal: warna ungu, berbau amoniak.
- Babat: putih bersih, berbau amoniak.
- Lidah: berbintik-bintik hitam
- Usus: berlendir dan berbau amoniak
- Otak: berbintik hitam dan terdapat gumpalan darah
Jerohan yang sudah dibeli hendaknya segera diolah sebab jika tidak, akan cepat berubah aroma. Pergunakan air perasan jeruk nipis atau lemon untuk menghilangkan bau amis ketika akan mengolahnya.
Jika tidak segera diolah, masukkan dalam lemari pendingin namun jangan lebih dari satu atau dua hari. Penyimpananya harus dipisahkan dari bahan makanan lainnya. Sebaiknya jerohan dibungkus dengan aluminium foil dalam freezer agar lebih tahan lama.
Jerohan dapat diolah menjadi masakan yang beraneka ragam. Selain itu jerohan terutama hati seringkali digunakan sebagai campuran pada makanan bayi dan balita mengingat begitu besar manfaatnya terutama dalam membantu proses tumbuh kembang. •
Buat Review dan Rating Artikel Jeroan positif dan negatif