Menikmati hidangan fusion Cina-Jawa di resto yang ditata cantik dengan atmosfer Cina peranakan, memberikan kesan tak terlupakan!
HIDANGAN GAYA FUSION memang sedang in di dunia kuliner Barat. Sebenarnya, jika mau merunut sejarah, hidangan gaya fusion sudah ada di Indonesia sejak ratusan tahun lalu.
Pada tahun 1920-an, tanah Jawa sedang berjaya dengan produksi rempahnya yang melimpah. Selain bangsa Belanda, perkebunan rempah juga ikut dikuasai oleh bangsa Cina. Kehidupan mereka saat itu sangat makmur.
"Tak sedikit kaum pribumi yang menjadi juru masak di rumahrumah keluarga Cina. Dari sinilah awalnya terjadi percampuran (fusion) antara 2 budaya, termasuk dalam hal makanan.
Hidangan Babah (sebutan bagi warga keturunan Cina) sedikit banyak mirip dengan hidangan Indonesia. Tapi, karena terjadinya fusion tersebut, terciptalah jenis hidangan baru yang disebut hidangan peranakan.
Di resto berinterior unik dengan koleksi ornamen kuno ini, pengunjung akan disuguhi hidangan peranakan Cina dengan Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur). Misalnya, Nasi Tjampoer Babah. Paduan nasi pandan dengan udang goreng, serundeng, sambal goreng kentang, tahu, tempe, empal, dan sayur lodeh ini mungkin memang terkesan biasa.Tapi, bila diperhatikan, sayur lodeh Babah ternyata sedikit berbeda dari sayur lodeh biasa. Cita rasanya lebih ringan, santan yang digunakan tidak terlalu kental. Selain itu, dalam sayur lodeh Babah terdapat potongan tahu.
Ada lagi hidangan yang namanya Bakso Kota Lama. Namanya diambil dari nama sebuah kota di Malang. Isinya terdiri dari bakso daging, udang, dan ikan plus tahu isi dan mi. Bakso sendiri sebenarnya merupakan makanan Cina, tapi sekarang sudah membaur dalam makanan tradisional kita.
Nasi Rawon yang terkenal sebagai makanan khas Jawa Timur juga sebenarnya sedikit banyak dipengaruhi oleh budaya Cina. Penggunaan keluak (saat itu merupakan salah satu rempah yang dikuasai oleh bangsa Cina), taoge/kecambah, dan telur asin merupakan warisan dari kuliner Cina.
Demikian pula dengan Lontong Tjap Gomeh,Ajam Goela Me-rah, Ajam Lodho Trenggalek. Menu-menu baru ini sengaja dipersiapkan untuk menyambut Tahun Baru Imlek. "Saya akan selalu mencari resep hidangan Babah lain untuk menambah koleksi menu di sini," kata Wedya Julianti, pemilik sekaligus orang yang bertanggung jawab untuk urusan 'clapur' di Dapur Babah. Untuk niatnya ini,Wedya tidak ragu keluar-masuk kampung sekitar Jawa
untuk menemukan resep asli, yang akan 'clibedah'nya.
Penasaran? Kenapa tidak datang untuk mencobanya
HIDANGAN GAYA FUSION memang sedang in di dunia kuliner Barat. Sebenarnya, jika mau merunut sejarah, hidangan gaya fusion sudah ada di Indonesia sejak ratusan tahun lalu.
Pada tahun 1920-an, tanah Jawa sedang berjaya dengan produksi rempahnya yang melimpah. Selain bangsa Belanda, perkebunan rempah juga ikut dikuasai oleh bangsa Cina. Kehidupan mereka saat itu sangat makmur.
"Tak sedikit kaum pribumi yang menjadi juru masak di rumahrumah keluarga Cina. Dari sinilah awalnya terjadi percampuran (fusion) antara 2 budaya, termasuk dalam hal makanan.
Hidangan Babah (sebutan bagi warga keturunan Cina) sedikit banyak mirip dengan hidangan Indonesia. Tapi, karena terjadinya fusion tersebut, terciptalah jenis hidangan baru yang disebut hidangan peranakan.
Di resto berinterior unik dengan koleksi ornamen kuno ini, pengunjung akan disuguhi hidangan peranakan Cina dengan Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur). Misalnya, Nasi Tjampoer Babah. Paduan nasi pandan dengan udang goreng, serundeng, sambal goreng kentang, tahu, tempe, empal, dan sayur lodeh ini mungkin memang terkesan biasa.Tapi, bila diperhatikan, sayur lodeh Babah ternyata sedikit berbeda dari sayur lodeh biasa. Cita rasanya lebih ringan, santan yang digunakan tidak terlalu kental. Selain itu, dalam sayur lodeh Babah terdapat potongan tahu.
Ada lagi hidangan yang namanya Bakso Kota Lama. Namanya diambil dari nama sebuah kota di Malang. Isinya terdiri dari bakso daging, udang, dan ikan plus tahu isi dan mi. Bakso sendiri sebenarnya merupakan makanan Cina, tapi sekarang sudah membaur dalam makanan tradisional kita.
Nasi Rawon yang terkenal sebagai makanan khas Jawa Timur juga sebenarnya sedikit banyak dipengaruhi oleh budaya Cina. Penggunaan keluak (saat itu merupakan salah satu rempah yang dikuasai oleh bangsa Cina), taoge/kecambah, dan telur asin merupakan warisan dari kuliner Cina.
Demikian pula dengan Lontong Tjap Gomeh,Ajam Goela Me-rah, Ajam Lodho Trenggalek. Menu-menu baru ini sengaja dipersiapkan untuk menyambut Tahun Baru Imlek. "Saya akan selalu mencari resep hidangan Babah lain untuk menambah koleksi menu di sini," kata Wedya Julianti, pemilik sekaligus orang yang bertanggung jawab untuk urusan 'clapur' di Dapur Babah. Untuk niatnya ini,Wedya tidak ragu keluar-masuk kampung sekitar Jawa
untuk menemukan resep asli, yang akan 'clibedah'nya.
Penasaran? Kenapa tidak datang untuk mencobanya
Buat Review dan Rating Artikel Dapur Babah